Editor: Tri Karyono| Reporter: Budi Raharto/Pen
Suryanasional.com|Situbondo,-Latihan bersama antara TNI-AD dan Singapores Armed Force (SAF), mulai digelar di Lapangan Dodiklatpur Rindam V/Brawijaya Asembagus Situbondo, Kabupaten Situbondo, Jawa Timur. Senin, 12 Nopember 2018 secara resmi dibuka.
Letnan Jenderal TNI Tatang Sulaiman mengatakan, latihan bersama (Latber) yang berlangsung di Dodiklatpur tersebut, memasuki usia yang ke-30 tahun. Usia tersebut, menurut Letjen Tatang, merupakan usia yang cukup dewasa dalam membina hubungan kerjasama dua negara, khususnya Indonesia dan Singapura.
“Latma saat ini diharapkan dapat terus dilaksanakan, sekaligus menjadi sarana untuk memelihara dan mempererat hubungan kedua Angkatan Darat, khususnya bagi generasi kedua negara yang akan datang,” jelas Wakil Kepala Staf Angkatan Darat melalui amanat yang dibacakannya. Senin, 12 Nopember 2018.
Oleh karena itu, menurut Wakasad, interaksi antar prajurit Angkatan Darat tersebut, dinilai dapat mewujudkan sekaligus menjadi ruang yang efektif dan efisien dalam membangun suatu hubungan komunikasi, hingga berbagi pengalaman.
“Pada gilirannya, kegiatan tersebut diharapkan mampu menumbuhkan sikap saling percaya, saling mengerti dan saling menghargai antar kedua Angkatan Darat,” tegasnya.
Wakasad meyakini, TNI-AD dan SAF menyadari Confidence Building Measure yang kokoh, sangat penting dalam menjalin suatu hubungan bilateral yang kuat dan harmonis antar kedua negara dalam rangka menyikapi berbagai macam tantangan dan potensi konflik yang kemungkinan bisa saja timbul di masa yang akan datang, khususnya di kawasan Asia Pasifik.
“Maka dari itu, melalui latihan bersama ini, saya berharap kedua Angkatan Darat dapat saling berinteraksi, berbagi ilmu, ide maupun pendapat dalam memecahkan setiap persoalan yang ada,” tutur Letjen TNI Tatang.
Hal itu, kata Wakasad, menunjukkan jika latihan militer sangat bermanfaat dalam menguji keefektifan suatu skenario manuver rencana operasi perang. TNI-AD dan SAF, jelas Wakasad, telah lama melakukan latihan bersama yang digelar setiap tahunnya.
“Upaya itu, dilakukan dalam rangka memberikan kesempatan kepada tiap-tiap pihak agar lebih memahami metode kerja masing-masing, dan cara melakukan operasi untuk menuju ke arah terciptanya koordinasi yang baik,” ujar Wakasad.
Setelah 30 tahun berjalan, tandas Letjen Tatang, Latma Safkar Indopura telah mengalami perkembangan yang sangat pesat, terlebih dalam membangun interoperabilitas kedua Angkatan Darat tersebut. “Dengan demikian, saya meyakini jika nantinya kedua pasukan tersebut, akan mampu menghadapi setiap tantangan. Baik di lingkup nasional kedua negara maupun regional Asia di masa depan,” katanya.
Indonesia saat ini, imbuh Wakasad, telah memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk arah perkembangan dunia di masa depan. Untuk itu, dirinya berharap, latber yang digelar saat ini bisa lebih meningkatkan kapasitas, kapabilitas dan profesionalisme kemampuan militer masing-masing prajurit. “. Untuk itu, memanfaatkan latihan itu dengan sebaik-baiknya, dengan penuh keseriusan,” tegas Letjen TNI Tatang Sulaiman.
Senada, Kepala Penerangan Kodam (Kapendam) V/Brawijaya, Kolonel Inf Singgih Pambudi Arinto, S. IP, M. M, menyebut, latihan bersama antar kedua Angkatan Darat tersebut, ditujukan untuk meningkatkan hubungan, baik militer kedua negara, sekaligus memudahkan koordinasi jika sewaktu-waktu terjadi operasi bersama.
Latma Safkar Indopura ke-10, kata Kolonel Singgih, akan digelar selama 8 hari, tepatnya mulai tanggal 12 hingga 19 Nopember. “Latihan itu, melibatkan 290 personel TNI-AD yang dipimpin oleh Komandan Brigade Infantri (Danbrigif) 16/Wira Yudha, Kolonel Inf Slamet Riadi, dan 170 personel personel Batalyon 3 Singapores Armed Force (SAF),” jelas Kapendam V/Brawijaya.
Dari TNI-AD, kata Kolonel Singgih, terdiri dari 27 personel 16/Wira Yudha, 117 pesonel Yonif Mekanis 512/QY, 116 personel Yonif Mekanis 516/CY dan 30 personel Yonkav 8/2- Kostrad. Sedangkan, dari SAF sendiri, telah menerjunkan 170 personel dari Batalyon 3 Singapores.
Perlu diketahui, usai upacara menggelar upacara pembukaan Latber tersebut, kegiatan akan dilanjutkan dengan peninjauan static display yang menampilkan berbagai macam persenjataan dan peralatan militer antara lain pistol G2, beberapa varian senapan serbu SS 2 Pindad, canon, SM 5, SM 2, SO Minimi, GLM yang keseluruhannya merupakan buatan PT Pindad.
TNI AD, dalam latihan ini mengerahkan alutsista buatan dalam negeri yaitu ranpur Anoa Armoured Personnel Carrier (APC), atau sejenis kendaraan tempur angkut dan 1 jenis Anoa Komando.
Berbagai kecanggihan telah melengkapi ranpur tersebut. Selain sistem kendali otomatis, ranpur tersebut juga dilengkapi dengan layar CCTV yang terpasang di setiap senjata. CCTV itu, berguna untuk melihat keadaan selama di medan perang.
Tidak hanya itu saja, laras senjata akan berubah-ubah posisi secara otomatis untuk mengarahkan sasaran sesuai gerakan joystick. Kendaraan tempr ini dilengkapi senapan mesin kaliber 12,7 mm, senapan mesin kaliber 7,2 mm dengan granat C1540 PGL.
Selain itu, TNI-AD juga menampilkan kendaraan tempur jenis revorvery. Recorvery, merupakan salah satu dari varian Panser Anoa Pindad yang diproduksi oleh Divisi kendaraan khusus. Oleh karena itu, ranpur tersebut juga memiliki fungsi khusus. Bahkan, ruang belakang Anoa Recorvery tersebut, disulap menjadi tempat crane. Ranpur jenis itu, lebih cenderung digunakan untuk memperbaiki, menderek dan merawat Anoa lainnya ketika mengalami suatu kerusakan, ataupun kendala.
Dan yang terakhir, TNI-AD juga turut serta menerjunkan ranpur Tank Main Battle (MBT), ranpur tersebut merupakan produksi dari negara Jerman. Tank Leopard 2A4, memiliki berat 63 ton, panjang 9,97 meter, lebar 3,75 meter, dan tinggi 3 meter. Kendaraan beroda rantai itu, dibekali mesin V-12 twin turbo diesel dengan kekuatan 1.400 daya kuda. Dengan tangki solar berisi 1.200 liter, Leopard bisa menempuh radius 550 kilometer dengan kecepatan maksimum 70 kilometer/jam.
Tidak kalah canggih dengan tank-tank milik negara lain. Sesuai namanya, Leopard juga dibekali dengan senjata yang sangar. Tank ini, dibekali dengan meriam Smoothbore kaliber 120 mm, buatan Rheinmetall German. Meriam itu, menjadikan Leopard sebagai tank terbesar yang pernah dimiliki Indonesia. Di negara asalnya, Leopard 2A4 menjadi senjata utama korps kavaleri. Sedangkan, dalam Latber tersebut, pihak SAF juga menampilkan berbagai senapan mesin andalan milik mereka. Selain senjata anti tank Matador, SAF juga menampilkan beberapa peralatan militer yang dimilikinya.
Selain dihadiri Wakasad TNI-AD dan Wakasad SAF, Brigadier General Siem Kum Wong, berlangsungnya pembukaan acara Latma tersebut, juga dihadiri oleh beberapa Pejabat TNI-AD lainnya.