Ngawi, suryanasional.com – Seiring dengan melandainya kasus pandemi covid-19 di negeri tercinta ini, perkembangan ekonomi masyarakat kian meningkat. Tak hanya itu, beberapa olahraga juga sudah mulai menggeliat di kalangan masyarakat.
Salah satunya olahraga yang bergerak dibidang otomotif, yang akhir-akhir ini sudah mulai nampak kembali mengaspal di jalanan. Suksesnya sirkuit Mandalika yang berada di Lombok, NTT, menggelar Grand Prix dunia, seakan kembali menghidupkan mesin – mesin otomotif yang ada di daerah-daerah.
Selepas dari itu, adanya peran penting dari sosok pembangkit semangat penghobi motor balap, tentunya menjadi barometer bangkitnya olahraga dibawah naungan Ikatan Motor Indonesia (IMI), salah satunya bagi Agus Budianto.
Pria hamble asal Grudo, Ngawi, itu seakan menjadi pelecut bagi bangkitnya dunia otomotif di Jawa Timur dan Ngawi khususnya. Meski terkesan menjadi pendatang baru di dunia blantika otomotif, namun pria yang memiliki nama beken Agus “ Black “ tersebut, tidak perlu diragukan lagi loyalitasnya.
Dan untuk kembali menggelorakan semangat otomotif di Kota Ramah, Agus “Black” rela menyisihkan pemikiran serta materinya dengan mendirikan “Black Hoe Racing Team”, yang pekan silam tampil perdana di perhelatan spektakuler road race di Ponorogo.
Saat dihubungi melalui telepon, Agus menjelaskan kiprah awalnya dalam menekuni dunia balap motor. Dengan bahasa hamble, Agus menyampaikan tujuan berdirinya “Black Hoe Racing Team”.
Tanpa mengurangi rasa hormat, Agus Black hanya meneruskan tradisi dan kiprah para loyalis kawak Ngawi untuk membakar semangat dan gairah melalui berbagai aktifitas yang paling digemari yaitu otomotif. Selain menumbuhkan rasa bangga dan capaian prestasi, Harapannya, Black Hoe Racing Team” ini, bisa menjadi cooling system,
“Dasar atau panji yang kita usung, memakai Black Hoe atau pacul hitam.
Sebagai icon, legend juga trigger masyarakat yang perkapitanya didominasi agraris. Jadi, tak lagi tendensi ke sebuah produk dan kepentingan kelompok. Melainkan fokus ke prestasi,” sapa hangat Agus Black, Rabu (25/05/2022).
Sebagai representasi perilaku patriot dan bermartabat, untuk kembali memboomingkan icon Ngawi di blantika otomotif segmen prestasi. Dengan mengusung skema formasi “Oleh Ngawi, Dari Ngawi dan Untuk Ngawi” semua jajaran pit crew, rider, tuner sampai manager berasal dari Ngawi dan sekitarnya.
Selain itu, bapak dua anak ini juga memiliki keinginan besar untuk merubah mindset, tentang balapan yang cenderung dinilai negative.
“Merubah mindset pelaku balapan, agar bisa simpati, berpartisipasi lantas berkontribusi di ajang prestasi. Syukur-syukur mengadu, untuk menawarkan perhatian ke seluruh pelaku balapan, yang dinilai sebagai hobi “seribu umat”. Sekaligus menyelamatkan remaja belia, yang mudah kena dampaknya. Arah kita memang persis kesana, mengajak kopdar dan sarasehan, bersama para pelaku balapan,” terangnya. (Fir/Red)