Cinta Tanah Air Harus dipupuk Terus, Gercin Kudus Adakan Seminar Cinta Tanah Air di Era Digital


Kudus – suryanasional.com – Keberadaan teknologi digital saat ini sangat diminati oleh masyarakat Indonesia. Mereka sering menggunakan gawainya dimanapun dan kapanpun.

hal inilah yang dapat menimbulkan dampak buruk bagi negara Indonesia apabila tidak segera ditangani. bisa jadi mereka akan selalu bergantung pada gawai tanpa membiasakan diri untuk berinteraksi dengan orang-orang di sekelilingnya.

Menghadapi fenomena tersebut Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Gerakan Rakyat Cinta Tanah Air (Gercin) Kudus mengadakan Seminar Kebangsaan yang bertema “Cinta Tanah Air Diera Digital” yang bertempat di Joglo Maqho Ngembal Rejo, Kec. Bae, Kabupaten Kudus, Minggu (15/9/24).

Ketua DPC Gercin Kudus Yatiman berharap dengan adanya kegiatan seminar ini dapat menumbuhkan kembangkan semangat pengurus DPC Gercin Kudus, bagi pengurus lama dan pengurus yang baru untuk selalu cinta tanah air.

“Karena ini sebagai perwujudan nawacita kita sebagai pengurus Gercin,” ungkapnya.Kedepan kegiatan seperti ini, akan kami jadikan progam tahunan. Tentunya kita akan selalu berkomunikasi dengan intens dengan berbagai stakeholder baik pemerintah maupun para pengusaha demi untuk terciptanya kegiatan yang bermanfaat bagi masyarakat luas.

Anggota Gerakan Rakyat Cinta Tanah Air Kabupaten Kudus ikuti Seminar (foto:AD)

Dr. Ir. Sunardi, M.Pi, M.H sebagai salah satu narasumber menyampaikan materi bahwa, diera digitalisasi seperti ini, manusia membutuhkan bermacam-macam teknologi agar aktivitasnya menjadi lebih mudah dan efisien.

Sebagai contoh, untuk berinteraksi dengan orang lain, seseorang tidak harus menemuinya secara langsung, tetapi hanya melalui gawai atau telepon pintar.

Tentu saja, dengan adanya telepon pintar dalam berinteraksi membuat aktivitas seseorang menjadi lebih mudah karena seseorang tidak perlu memerlukan banyak waktu dan materi untuk berkomunikasi.

“Keberadaan teknologi digital sangat diminati oleh masyarakat Indonesia. Mereka sering menggunakan gawainya dimanapun dan kapanpun” ujarnya.

Hal inilah yang dapat menimbulkan dampak buruk bagi negara Indonesia apabila tidak segera ditangani. bisa jadi mereka akan selalu bergantung pada gawai tanpa membiasakan diri untuk berinteraksi dengan orang-orang di sekelilingnya. fenomena seperti ini sudah dapat kita amati di sekitar kita.

Anggota Gercin Kudus Berdiri nyanyikan Lagu Indonesia Raya (foto : AD)

“Sebagai contoh ketika berjalan di trotoar, mereka selalu menunduk pada gawainya, jangankan menyapa dan tersenyum, perihal siapa yang berlalu lalang di sekitarnya pun mereka tidak mengetahuinya,” pungkasnya.

Sementara itu narasumber perempuan,  Ilmi Hidayati, S. Sos. I, M. Si mengatakan, cinta tanah air merupakan rasa memiliki, menghargai, dan memelihara tanah air kita yakni bumi Pertiwi. Kita wajib mewariskan dan menyampaikan kepada anak cucu kita sebagai generasi penerus bangsa dan negara Indonesia.

“Jangan sampai kecintaan terhadap bangsa kita melemah, karena melemahnya nilai cinta tanah air masyarakat kita dan generasi penerus bangsa Indonesia di era digital ini merupakan masalah serius bagi bangsa Indonesia” katanya.

Bagaimana tidak? Ketika rasa cinta terhadap negaranya sendiri hilang maka yang akan terjadi adalah pengkhianatan terhadap negara oleh penduduknya sendiri.

“Dalam acara ini perlu saya ingatkan akan pentingnya persatuan dan kesatuan bangsa. Melalui semangat wawasan kebangsaan ini, kita harus meningkatkan nasionalisme, cinta tanah air, dan daya cegah terhadap paham yang dapat mengancam kebhinekaan dan keutuhan NKRI,” pungkasnya. (AD)