Melalui Program Kemendikbud, Bale Parawangsa Gelar Workshop Panjak Ore

Bojonegoro – Setelah melewati sejumlah kurasi dan revisi dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, akhirnya Bale Parawangsa berhasil lolos sebagai obyek dan subyek program skema Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM).

“Yang menjadi jembatan program ini adalah tim akademesi dari Universitas Negeri Surabaya,” kata Ramon Pareno, selaku founder Bale Parawangsa, Selasa (06/08/2024).

Menurutnya, fokus dari keseluruhan program tersebut adalah soal pengkayaan dan pemanfaatan obyek pemajuan kebudayaan yang ada di Bojonegoro, yakni kesenian tradisional Sandur Bojonegoro.

Lebih lanjut Ramon Pareno menyampaikan, terdapat sejumlah kegiatan yang akan didampingi langsung oleh tim peneliti Universitas Negeri Surabaya (Unesa),
Salah satunya adalah melalui workshop singkat Panjak Ore.

“Yang dalam hal ini merupakan bagian dari pengkayaan Sandur Bojonegoro melalui konsep lebih ringkas. Kami menyebutnya Sandur Pakeliran,” imbuhnya.

“Nantinya, workshop tersebut bakal digelar terbuka selama beberapa hari dan puncaknya akan di presentasikan ke hadapan publik”, tambahnya.

Workshop Panjak Ore sendiri merupakan kegiatan yang sudah diagendakan sejak tahun 2023 lalu oleh Agus Budiono, yang merupakan tokoh teater dari Bojonegoro yang cukup getol merancang festival Panjak Ore.

“Festival Panjak Ore sudah kami sosialisasikan secara door to door sejak tahun 2023 dan beruntung pada tahun ini kami mememukan jembatannya,” tutur Agus, pria yang juga seorang guru di Bojonegoro itu.

Hal lain juga disampaikan oleh Rediyanto, pria yang juga merupakan seorang akademisi dari Unesa, dirinya menjelaskan, Selain berupa workshop, juga sedang disusun buku tentang sandur yang akan dilaunching pada tahun ini.

“Untuk penyusunan buku sandur ini, kami juga melibatkan penulis yang berkompeten. Tentu dibantu juga oleh rekan-rekan dari Bale Parawangsa ini,” jelasnya.

Selain itu, menurut Eko Peye, pria yang juga menjadi punggawa Bale Parawangsa ini menambahkan, agar kesenian sandur juga menjadi manfaat ekonomi lebih luas, dirinya juga sedang mendesain berbagai kriya yang menggunakan model sandur.

“Mulai dari wall decor, alat permainan, barang-barang kerajinan, hingga fesyen. Desainnya sudah jadi, saat ini sedang tahap produksi. Rencana akan kami kenalkan pada publik dalam waktu dekat,” tambah pria yang dikenal nyentrik dengan rambut panjangnya yang khas ini.

Eko Peye menuturkan, berdasarkan tahapan-tahapan yang ada, nantinya akan dirintis sebuah role model akademi, sehingga ia berharap Bale Parawangsa akan bertransformasi.

“Dari sebelumnya hanya menjadi semacam tempat berkumpul, nantinya bisa melengkapi diri dari sisi administrasinya, sehingga Akademi Bale Parawangsa adalah impian kita selama ini,” pungkasnya.

(Riz/red)