Sidoarjo, Suryanasional.com – 99 Kyai khos dan ratusan gawagis dari berbagai pondok pesantren di Jawa Timur menyatakan dukungannya kepada Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Abdul Muhaimin Iskandar (Gus Muhaimin) sebagai calon presiden (capres) pada pemilihan presiden (pilpres) 2024 mendatang.
Dukungan tersebut diungkapkan pengasuh pondok pesantren Sidogiri, Pasuruan Jawa Timur, KH. Ahmad Fuad Noerhasan dalam forum musyawarah 99 Kiai Jawa Timur di Pondok Pesantren (Ponpes) Progresif Bumi Shalawat, Sidoarjo, Kamis (23/2/2023).
Forum Musyawarah tersebut juga dihadiri Ketua Umum PKB, Abdul Muhaimin Iskandar.
“Saya sebagai pengasuh Pondok Pesantren Sidogori mendukung dan mendoakan Gus Muhaimin Iskandar, mudah-mudahan Gus Muhaimin Iskandar berhasil dalam rencananya,” kata kiai kharismatik ini.
Kiai Fuad bahkan memberikan amanat para santri dan alumni Ponpes Sidogiri untuk bersama-sama memberikan dukungan kepada Gus Muhaimin.
“Saya beserta para santri Sidogiri dan para alumni Iyas (Ikatan Alumni Santri Sidogiri) juga akan mendukung Gus Muhaimin Iskandar,” katanya.
Kiai Fuad bahkan memohon dan mengimbau para masyayih pondok pesantren lainnya agar bulat memberikan dukungan serupa kepada cicit salah satu pendiri Nahdlatul Ulama (NU) KH Bisri Syansuri itu. “Dan saya juga memohon, mengimbau para masyayih pondok pesantren agar supaya bulat mendukung Gus Muhaimin Iskandar,” katanya.
Tidak cukup hanya kepada para masyayih pesantren lainnya, Kiai Fuad juga mengajak seluruh nahdliyin untuk memiliki tekad yang sama mendukung Gus Muhaimin.
“Juga saya mohon, mengimbau kepada warga nahdliyin agar supaya semuanya warga nahdliyin ikut mendukung Gus Muhaimin Iskandar. Bukan hanya masyayihnya saja, saya mohon masyayih pondok pesantren utamanya yang mutahoris dari Pondok Pesantren Sidogiri dengan para santrinya, alumninya semua saya mohon mendukung Gus Muhaimin Iskandar,” harapnya.
Kiai Fuad meyakini jika semua nahdliyin dan kalangan pesantren kompak maka akan bisa mengantarkan Gus Muhaimin sebagai pemimpin nasional. “Insyaallah apabila kompak para masyayih, pondok pesantren, para santri, para alumni pondok pesantren, para warga nahdliyin kalau kompak mendukung Gus Muhaimin Iskandar insyaAllah Gus Muhaimin Iskandar akan berhasil apa yang dicita-citakan,” tuturnya.
Abdul Muhaimin Iskandar atau Gus Muhaimin merupakan salah satu Putra Terbaik bangsa yang lahir, besar dan berakar di Bumi Jawa Timur. Sejak usia muda hingga sekarang ia jariyahkan usianya untuk menjadi aktivis di tengah masyarakat.
Dalam risalah tersebut menyebutkan, Muhaimin bukan pemimpin yang instan. Melainkan tumbuh dan berproses dari nol. Pernah merasakan pahit-getirnya hidup sebagaimana yang dialami oleh masyarakat kebanyakan.
Gus Muhaimin merupakan memimpin partai politik. Inilah saatnya, wis wayahe, Gus Muhaimin mendapatkan kesempatan untuk memimpin dan mengikhtiarkan kemajuan bersama serta makin mempersatukan Indonesia.
Tiga poin penting dalam risalah Kyai yang diberikan kepada Gus Muhaimin diantaranya :
- Memberangkatkan Gus Muhaimin dari Bumi Jawa Timur untuk melanjutkan dan memperluas pengabdiannya bagi bangsa, negara, kemanusiaan dan agama, dengan secara langsung memegang tampuk kepemimpinan nasional.
- Mendorong dan mengajak pihak-pihak yang terlibat atau memiliki keterkaitan dengan proses sirkulasi kepemimpinan nasional untuk menjadikan tekad dan komitmen kami ini sebagai bahan pertimbangan dan pemikiran dalam pengambilan keputusan politik.
- Mengajak masyarakat, terutama pihak-pihak yang memiliki harapan dan pandangan yang sama dengan kami, untuk secara bersama-sama mengikhtiarkan terwujudnya niat mulia dan tekad besar ini, dengan langkah-langkah yang sesuai dengan peran dan fungsi kita masing-masing.
Forum musyawarah dihadiri diantaranya, KH Nurul Huda Jazuli Ploso, KH Ali Masyhuri Sidoarjo, KH Anwar Iskandar Kediri, KH Fuad Nur Hasan Sidogiri, Ketua PWNU Jawa Timur KH Marzuki Mustamar, KH Abdul Adzim Kholili, KH Abdul Hannan Maksum, KH Abdurrohman Al Kautsar, KH Athoillah Anwar, KH Fahim Royani, KH Maksum Faqih. Hadir pula KH Kholil Nawawie, KH Abdul Mughist, KH Abdus Salam Shohib, noKH Ali Makki Zaini, KH Jazuli Nur, KH Makki Nasir dan ratusan kiai dan gawagis dari berbagai pesantren di Jawa Timur.(Adi/red).